Written by 6:59 AM Business, Featured

Celoteh Pagi … Tentang PPKM

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) (darurat … whatever you name it) yang sepertinya bakal bersaing dengan drama korea (drakor) yang berseri-seri.

Dampaknya sudah mulai terasa tidak hanya di level usaha mikro saja, tetapi sudah terasa diperusahaan menengah, besar bahkan sekelas PMA sekalipun (kebetulan customer saya beberapa perusahaan PMA … jadi sangat paham dengan kondisi sekarang).

Cash flow business sudah mulai terasa sesak-sesak nafas baik yang masih batuk-batuk kecil hingga sudah pake tabung oxygen. Wajar sih pembatasan kegiatan ini mengakibatkan terganggunya operasional kantor, pabrik, supply chain management, new customer / project acquisition sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.

Dilema memang dari sisi pemerintah. Di satu sisi, trend pandemi tidak kunjung membaik dan bahkah diluar jawa lagi spike lonjakannya. Di sisi lain saya sangat paham kondisi kantong negara tidak sedang baik-baik juga (kecuali kata buzzerRp). Bahkan negara akan kembali berhutang ( source : detik.com ) setelah sebelumnya kalau tidak salah berhutang saat menjelang THR-an ASN dll.

Jadi wajar dan sangat dipahami bahwa pemerintah tidak bisa banyak membantu secara langsung untuk support dampak ekonomi dan opportunity lost dari PPKM ini.

Strategi Pengusaha ?

Strategi para pengusaha disaat begini biasanya sih ngak jauh-jauh dari point-point dibawah ini :

  • Cut-off karyawan yang tidak esensial / kritikal
  • Cut atau pengurangan OPEX yang tidak perlu ( Listrik, Office Space, Uang Preman, Transport, dll)
  • Stop dan tunda proyek-proyek / investment yang sedang berjalan atau akan jalan ( bagi saya ini sudah terasa saat awal PPKM karena ada proyek yang batal serta pending )
  • Tunda pembayaran ke vendor (ini point yang bikin 90% customer payment telat semua hahaha)
  • Cari atau buka new revenue stream (bisa pivot, vertical atau horizontal)
  • Cari pinjaman ke bank / pihak lain untuk bertahan hingga PPKM berakhir
  • Jual asset yang tidak produktif
  • Potong gaji karyawan
  • Convert Fixed Cost ke Variable Cost
  • Ganti skema karyawan ke kontrak / outsourcing
  • Dll

Lesson Learned

Satu hal yang saya pelajari selama pandemi ini dari sisi bisnis adalah  … “Jangan Optimis !”. Loh kok begitu ?

Ketika kita optimis terhadap keadaan suatu keadaan yang tidak pasti, maka kita akan menetapkan asumsi yang indah-indah serta agresif terhadap kebijakan bisnis kita. Contoh, mulai merekrut karyawan baru, dll.

Optimis = 100% Fakta sekarang  + % Harapan

Di saat seperti ini kita harus bersikap konservatif dan berhati-hari. Kita sudah prepare for the worst and hope for the reality dengan mengacu kepada data dan fakta yang lebih realistis bukan banyak asumsi.

Pasti ada beberapa orang yang komen : Hari ini gene masih ngandelin mobilisasi kan bisa online ? Ada tuh usaha yang gak kena dampak PPKM. Tak sowek-sowek mulut sampeyan hahaha. Pengecualian pasti ada selalu. 

Tetap semangat yah buat para Pengusaha ! 

Demikian celoteh saya pagi ini. Semoga bermanfaat.

#hsy

(Visited 208 times, 1 visits today)
Close